Obat untuk
Pertolongan Pertama dan Pengelolaan Obat dalam Rumah Tangga
H. SULANTO
SALEH-DANU R
Bagian Farmakologi Klinik Fak. Kedokteran UGM
Bagian Farmakologi Klinik Fak. Kedokteran UGM
Pendahuluan
Obat dalam
rumah tangga sangat penting dalam penatalaksanaan kesehatan. Ketaktersediaan
obat dasar /sederhana di rumah dapat mengakibatkan kesakitan menjadi lebih
parah, apalagi jika penatalaksanaannya tidak tepat dan lambat. Kecelakaan
merupakan peristiwa tidak terduga yang menimpa seseorang. Peristiwa tersebut
terjadi begitu saja, tidak direncanakan, tidak mengenal waktu, tidak mengenal
tempat, dan tidak memilih siapa yang akan mendapatkannya. Kecelakaan dapat
berakibat fatal, menimbulkan cacat tubuh atau bahkan tidak meninggalkan bekas
sama sekali. Hal ini sangat tergantung dari faktor penyebab, peristiwa itu
sendiri, dan daya tahan korban.
Penanganan
yang tepat dan cepat menentukan keberhasilan penanganan kecelakaan. Jika
penanganan tidak tepat dan lambat kondisi pasien dapat menjadi semakin parah.
Sebaliknya, jika penatalaksanaan dilakukan dengan cepat dan tepat dapat
mencegah kematian atau perburukan kondisi korban. Kecelakaan di rumah tangga
cukup tinggi, seperti jatuh dari tangga/pohon, tersayat pisau/pecahan gelas;
tersiram air/minyak panas, kemasukan benda asing ke dalam hidung/telinga, salah
minum obat, dan sebagainya. Untuk melakukan pertolongan pertama, peralatan dan
obat-obatan di rumah sangat terbatas sehingga untuk melakukan pertolongan
pertama diperlukan pengetahuan dan keterampilan sederhana yang tidak
memperparah kondisi korban. Selain itu, diperlukan ketepatan dalam menentukan kapan
dirujuk ke rumah sakit.
Makalah ini
akan memaparkan secara ringkas tentang pertolongan pertama kecelakaan di rumah
tangga dan pengelolaan obat yang baik dirumah tangga.
Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan Rumah Tangga
Kecelakaan
di rumah tangga dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok besar:
- murni kecelakaan ( trauma fisik, panas, kimia, dll)
- kedaruratan medik ( umumnya karena penyakit yang diderita seperti kejang, tidak sadar, ngamuk, dan sebagainya ).
Murni Kecelakaan
Beberapa
kejadian yang sering dijumpai di rumah tangga:
Memar
Memar
terjadi karena trauma/benturan benda keras. Jatuh ke lantai terbentur meja
tembok. Tanda yang terlihat adanya benjolan pada bagian yang terantuk, kadang
disertai wama kebiruan ( dapat muncul esok hari ). Benjol dan kebiruan
disebabkan karena pembuluh darah pada bagian yang terkena benturan pecah dan
darah masuk kejaringan sekitarnya. Cara mengatasinya jika tidak ada luka
langsung dikompres dingin pada bagian yang terbentur. Hal ini untuk mencegah
bertambah banyak darah yang merembes ke jaringan. Pengompresan juga akan
mengurangi udema (pembengkakan). Pada hari berikut dilihat kondisi pembengkakan
berkurang atau tidak. Pada periode ini penatalaksanaan ditujukan untuk
mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara yang digunakan dengan memberikan
kompres panas selama 3-5 menit, untuk melebarkan pembutuh darah setempat,
setelah itu dikompres dingin selama 1-2 menit. Hal ini dilakukan 4 - 5 kali
sehari sampai bengkak menghilang. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kompres
panas yakni suhu panas jangan sampai menimbulkan luka bakar. Kompres panas
dapat menggunakan air panas dalam kantong atau dengan obat pemanas kulit (
salep/ krim / balsam ). Penggunaan obat yang ditempatkan pada kulit perlu
diperhatikan efeknya.
Memar dapat
terjadi di semua bagian tubuh. Untuk memar yang terjadi di sekitar mata,
misalnya terkena tinju. Cara penatalaksanaan sama yakni dalam 24 jam pertama
diberikan kompres dingin, selanjutnya kompres panas dingin berganti-ganti. Hal
yang perlu diperhatikan adalah penyebab dan kondisi memar mata yang dapat
menimbulkan penyulit, misal tulang dasar kepata retak atau tulang sekitar bola
mata retak/patah. Untuk memastikan biasanya diawali dengan melihat ukuran
trauma, ada tidaknya gangguan penglihatan. Jika diduga terjadi keadaan semacam
ini maka harus segera dirujuk ke rumah sakit.
Laserasi
atau Luka Parut
Luka parut
disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan kulit, misalnya karena
jatuh saat berlari. Permukaan kulit yang rusak mengakibatkan terjadi
perdarahan. Banyaknya perdarahan tergantung dari lokasi luka, dalam dan luas
luka. Luka parut di kepala ( misal terantuk ) umumnya minimbulkan perdarahan
lebih banyak dibanding di tempat lain. Cara mengatasi luka parut, bila ada
perdarahan dihentikan terlebih dahulu dengan cara menekan bagian yang
mengeluarkan darah dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih. Kemudian
cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka dibersihkan dengan
kasa steril atau benda lain yang cukup bersih. Perhatikan pada luka, bila
dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau benda lain ) keluarkan. Bila
ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit. Setelah bersih dapat
diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa anti-infeksi.
Terpotong
atau Teriris
Terpotong
adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam, bentuk
lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh
darah arteri yang putus terpotong. Cara mengatasinya pertama, menangani
perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan dengan menekan bagian yang
mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain yang bersih. Bila
ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan
torniquet. Pembalutan dilakukan dengan menempatkan tali/ikat
pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung secara melingkar,
kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat
pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang (lihat
gambar 1). Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar dari
luka. Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet
dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan
efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup kasa
steril.
Luka Bakar
Luka Bakar
sering terjadi di rumah tangga di antaranya terkena api, tersiram air panas,
minyak panas, sampai kuah masakan yang panas. Berat ringan luka bakar sangat
tergantung pada luas dan dalam luka bakar tersebut. Luka bakar dibedakan atas,
luka bakar kering umumnya karena api, sengatan listrik, logam panas; luka bakar
karena cairan panas, air mendidih, uap panas, minyak panas, dll; luka bakar
karena zat kimia, asam pekat, alkali pekat, dll. Tanda-tanda luka bakar sesuai
tingkat keparahannya, yakni luka bakar ringan rasa panas dan nyeri,
kemerah-merahan pada bagian yang terkena panas, kadang-kadang ada pembengkakan.
Luka bakar sedang cirinya bagian yang terkena lebih dalam dari permukaan kulit,
rasa panas dan nyeri lebih hebat, selain kemerahan juga timbul gelembung yang
berisi cairan. Luka bakar berat cirinya jaringan yang terkena lebih dalam
sampai jaringan di bawah kulit, tampak ada jaringan yang mati ( kehitaman ).
Hal yang perlu diperhatikan selain kedalaman luka bakar juga luas permukaan
kulit yang terkena trauma panas. Semakin luas permukaan kulit yang terkena
semakin membahayakan jiwa korban.
Penatalaksanaan
luka bakar tergantung pada tingkat keparahannya.
- Luka
bakar ringan
Derajat ringan jika luas kurang dari 50% atau derajat sedang dengan dengan luas kurang dari 15 % atau derajat berat kurang dari 2%. Bagian yang terkena panas dikompres dengan air dingin atau dialiri air dingin. Bila terlalu luas segera rujuk kerumah sakit. Bagian yang melepuh jangan dipecah, tetapi ditutupi. Tidak dianjurkan mengolesi luka bakar dengan odol/kamfer, keadaan ini justru akan memperberat kondisi luka bakar dan akan menambah penderitaan, sebab saat membersihkan akan terasa sakit. - Luka
Bakar Sedang.
Derajat ringan dengan luas lebih dari 50%, derajat sedang dengan luasc15-30%, atau derajat berat dengan luas lebih dari 2 % perlu segera dirujuk ke rumah sakit dengan menutupi bagian yang terkena panas. - Luka
bakar berat.
Lebih parah dan lebih luas dari kondisi luka bakar sedang, segera rujuk ke rumah sakit yang lengkap.
Obat-obatan yang diperlukan pada luka bakar, terutama
bila permukaan kulit terbuka, adalah anti infeksi yang diberikan secara
oles/topikal untuk mencegah kemungkinan terinfeksi. Hal lain yang perlu
diperhatikan karena dapat mengancam korban luka bakar adalah kehilangan cairan
tubuh (dehidrasi), karena permukaan kulit yang rusak, infeksi, cacat tubuh
karena adanya jaringan parut akibat luka bakar (kontraktur). Untuk luka bakar
karena zat kimia perlu penatalaksanaan khusus, secara umum luka bakar dialiri
air dingin lebih lama ( 20 - 30 menit ), tutup dengan kain halus, dan rujuk ke
rumah sakit.
Terkilir,
Lepas Sendi, dan Patah Tulang
Keadaan ini
sering terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Cara mengatasi terkilir,
pertama dilakukan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan sendi, kemudian
dilakukan pembalutan ketat dua lapis untuk mengurangi rasa nyeri dan
pembengkakan. Istirahatkan sampai bengkaknya hilang. Lepas sendi (luxasio)
sering terjadi pada usia lanjut, terutama sendi mandibula. Penatalaksanaan
lepas sendi harus dilakukan di rumah sakit oleh ahli ortopedi untuk
mengembalikan sendi ke posisi normal. Patah tulang (fracture) dapat tertutup
dapat terbuka. Patah tulang terbuka terjadi jika salah satu ujung tulang keluar
permukaan kulit sehingga menimbulkan luka. Patah tulang yang banyak terjadi
dalam rumah tangga karena jatuh dari atap, dari pohon, atau terpeleset. Pada
wanita usia lanjut banyak terjadi patah tulang di leher tulang paha ( colum
femur ). Penatalaksanaan patah tulang dilakukan di rumah sakit. Namun demikian,
sebelum dirujuk ke rumah sakit dapat dilakukan pertolongan pertama sebagai
berikut: korban dibaringkan, bagian tulang yang diperkirakan patah diistirahatkan,
jangan sampai bergerak. Untuk itu harus dilakukan pembidaian. Prinsip
pembidaian adalah "mematikan" dua persendian yang membatasi bagian
tulang yang patah. Pembidaian dilakukan agar bagian yang patah tidak bergerak
atau bergeser. Pada patah tulang terbuka selain tindakan seperti di atas,
perdarahan dihentikan dan luka ditutupi dengan kain steril atau kain bersih
agar tidak terkontaminasi bakteri. Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. Pada
fraktur terbuka tidak boleh menarik atau membetulkan bagian yang patah dan/atau
memasukan ujung tulang yang mencuat keluar.
Mimisan atau
Perdarahan Hidung.
Kejadian ini
sering terjadi pada anak-anak, baik karena dikorek-korek atau karena hal lain
(demam). Cara mengatasi yang paling mudah dengan mendudukkan anak agak
menunduk, cuping hidung kanan kiri dipencet bersamaan, dan bernapas melalui
mulut. Tunggu sampai 10 menit. Bila darah masih keluar, segera rujuk ke rumah
sakit. Penggunaan cara tradisional dengan daun sirih, dapat membantu
menghentikan perdarahan karena daun sirih mengandung zat yang menyempitkan
pembuluh darah.
Pingsan
(syncope)
Pingsan
adalah suatu keadaan seseorang kehilangan kesadarannya. Hal ini sering terjadi
karena kondisi fisik ataupun mental tidak baik. Cara mengatasi keadaan ini,
sebelum melakukan tindakan perhatikan pernapasannya. Bila masih bernapas segera
baringkan dengan posisi kepala lebih rendah dari dada dan kaki, pakaian yang
kencang dilonggarkan. Badan dihangatkan. Pingsan karena kejiwaan agak sulit
ditangani sebab biasanya disertai kejang ( misal dalam keadaan histeris ). Bila
tidak bernapas, raba nadinya, bila tidak teraba, lakukan resusitasi jantung
paru. Bila tidak dapat segera rujuk ke rumah sakit
Benda asing
Benda asing
adalah benda yang tidak biasa di dalam tubuh, seperti duri menusuk dan
tertinggal dalam kulit, biji-bijian yang dimasukkan ke dalam hidung telinga,
telinga kemasukan serangga, dan saluran napas tersumbat makanan. Kejadian yang
sering dijumpai adalah anak-anak yang memasukkan benda asing ke lubang hidung.
Cara mengatasinya, bila benda asing tidak terlalu besar, diusahakan untuk
bersin. Caranya dengan mencium bubuk merica. Jika dengan cara tersebut tidak
berhasil segera dirujuk ke rumah sakit. Jangan mengkorek atau menyemprot dengan
air karena hal ini dapat memperparah keadaan atau benda asing semakin dalam.
Jika
ditemukan benda asing di telinga, misalnya serangga harus dikeluarkan dengan
meneteskan minyak mineral (gliserin/parafin cair) atau obat tetes telinga,
kemudian miringkan dan amati benda asing tersebut keluar atau tidak. Bila tidak
keluar, jangan melakukan tindakan apapun sebab dapat merusak saluran atau
selaput kendang telinga. Benda asing di mata, prinsip jangan menggosok-gosok
kelopak mata. Bila ada darah segera rujuk ke rumah sakit. Bila debu yang halus,
dapat dilakukan dengan membalik kelopak mata, dengan ujung kapas atau
saputangan yang dibasahi ambil debu yang ada di mata. Dapat juga dilakukan
dengan gelas pencuci mata, atau dengan mengaliri air bersih. Bila benda asing
menancap pada selaput lendir bola mata, segera rujuk kerumah sakit. Benda asing
dikulit, misal duri, bila ujung duri masih teraba cabut dengan alat penjepit
yang telah dibersihkan/disucihamakan. Bila halus, duri bambu/kaktus/ulat bulu,
dapat dengan cara menempelkan plester pada kulit yang tercancap duri halus,
kemudian plester dicabut dengan cepat. Lakukan berulang-ulang sampai duri/bulu
halus tercabut semua. Bila Benda asing masuk ke dalam tenggorokan, sehingga
menyumbat saluran nafas, perlu dilakukan tindakan yang cepat dan segera. Pada
bayi dengan cara mengangkat kedua kaki dan tepuk punggungnya. Pada anak-anak,
dengan cara tengkurupkan pada lutut, atau kursi yang dibalik tepuk punggungnya.
Pada anak yang besar atau dewasa dengan metode Heimlich. Bila tidak berhasil
segera rujuk ke rumah sakit. Duri ikan yang tercancap ditenggorokan dapat
diatasi dengan menelan bakpao, atau nasi/ketan yang dikepal kemudian ditelan.
Bila tidak berhasil rujuk ke rumah sakit.
Keracunan.
Dalam rumah
tangga keracunan dapat terjadi karena makanan/minuman misal keracunan singkong,
bongkrek, jengkol, minuman lapen atau karena zat kimia seperti baygon, pemutih,
racun tikus, dan lainnya. Keracunanan makanan dan minuman ditandai dengan
gangguan saluran cerna, mual, muntah, sampai diare, kepala berputar-putar, pada
keadaan yang berat dapat terjadi gangguan gangguan pernapasan dan dapat
meninggal dunia, misalnya kejadian keracunan bongkrek di daerah Banyumas.
Khusus untuk keracunan karena makan jengkol, ditandai dengan gangguan saluran
kemih, berupa nyeri dan air seni sedikit. Cara mengatasi secara umum, bila baru
terjadi dan korban masih sadar, dengan mengeluarkan bahan makanan dari lambung
dengan memacu muntah. Caranya dengan mengorek tenggorokan dengan jari. Bila
tidak sadar segera rujuk ke rumah sakit, apalagi telah muncul tanda kebiruan
(sianotis) pada daerah-daerah ujung jari dan bibir. Untuk mengatasi keracunan
kimiawi diperlukan penatalaksanaan khusus dan hanya dilakukan di rumah sakit.
Akan sangat menolong bila korban yang dirujuk ke rumah sakit disertai dengan
zat racun yang diminum/dimakan. Beberapa cara tradisional yang dilakukan dengan
minum air kelapa muda dan sebagainya. Hal ini dapat dilakukan bila korban
sadar. Jangan sekali-kali memasukkan makanan-minuman melalui mulut pada keadaan
pasien tidak sadar.
Gigitan
hewan, Sengatan Serangga dan Racun dari Tumbuh-tumbuhan.
Kejadian
gigitan/sengatan dari hewan maupun tumbuhan dapat terjadi pada rumah tangga.
Mulai dari hewan kecil, seperti tungau, pinjal, lebah, nyamuk, kaki seribu,
kelabang, sampai ular, anjing. Akibat yang nyata terlihat adanya perlukaan pada
kulit dan adanya tanda peradangan ( merah bengkak, sakit/nyeri ). Pada kondisi
yang lebih buruk dapat terjadi kekakuan / kelumpuhan bagian yang terluka.
Khusus pada gigitan ular yang beracun ada dua lubang bekas masuknya taring ular
berbisa. Cara mengatasi gigitan hewan ( anjing, kucing, kera ) korban
ditenangkan luka dicuci dengan air bersih dan sabun, beri antiseptik balut, dan
rujuk ke rumah sakit. Bila ada perdarahan hentikan perdarahan dengan cara
seperti luka potong atau luka sayat. Jika luka karena sengatan serangga, segera
lepas serangga dari tempat gigitannya, dengan menggunakan minyak pelumas, atau
terpentin atau minyak cat kuku. Setelah terlepas (kepala dan tubuh serangga)
luka dibersihkan dengan sabun dan diolesi calamine atau krim antihistamin. Bila
tersengat lebah, ambil sengatnya dengan jarum halus, bersihkan dan oleskan krim
antihistamin atau kompres es bagian yang tersengat. Bila menunjukkan adanya
tanda-tanda membahayakan, seperti kepala berputar-putar, mual-muntah, pucat
apalagi sampai sesak napas, segera rujuk ke rumah sakit. Sementara, penanganan
gigitan ular beracun dengan melakukan torniquet antara bekas gigitan dengan
jantung, istirahatkan bagian yang tergigit, seperti kita menangani patah
tulang. Rujuk ke rumah sakit. Jangan melakukan sayatan silang dan menghisap
darah dari luka sayatan tersebut, sebab selain membahayakan diri bagi yang
menghisap darah, juga akan menimbulkan luka infeksi pada korban.
Pengelolaan
Obat dalam Rumah Tangga
Kita telah
minum obat, mengoleskan obat, bahkan mendapat suntikan obat. Apa sebenarnya
obat itu? Obat adalah suatu senyawa/bahan kimia yang berasal dari luar tubuh
dan akan mengakibatkan perubahan fungsi biologi jaringan atau organ jika masuk
ke dalam tubuh manusia. Tujuan meminum obat adalah untuk mencegah atau
menyembuhkan penyakit. Untuk mencapai tujuan pengobatan dan penatalaksanaan
kejadian-kejadian di rumah tangga, perlu disediakan obat sederhana. Walaupun
obat yang tersedia sederhana, namun perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan
yang tidak baik selain menyebabkan biaya terbuang percuma juga dapat
membahayakan jiwa. Salah satu contoh seorang intelektual meninggal dunia karena
meminum racun serangga yang diletakkan di tempat menyimpan obat. Secara umum
pengelolaan obat di rumah tangga mencakup jenis obat dan alat kesehatan yang
harus tersedia; jumlah yang harus disediakan; dimana membelinya; cara
menyimpannya; cara mengetahui obat yang rusak; dan cara penggunaan yang benar.
Pengelolaan obat di rumah tangga dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga karena
yang paling sering tinggal di rumah, mengenal seisi rumah, dan yang pasti
seorang ibu sangat peka terhadap kesehatan seisi rumah. Penyediaan obat tidak
harus selengkap di rumah sakit, tetapi cukup untuk mengatasi keadaan darurat
rumah tangga. Obat-obat yang harus tersedia dapat dikelompokkan sebagai berikut
obat-obat luar, obat-obat yang dibeli sendiri, dan obat-obat khusus yang
didapat dari resep dokter. Ketiga golongan obat harus jelas dan disimpan dalam
tempat yang terpisah.Pengelompokan yang paling mudah adalah dengan memisahkan
obat luar dengan obat yang diminum. Obat yang diminum untuk bayi dipisahkan
dari obat anak dan obat untuk dewasa. Cara pemisahan ini minimal dapat mencegah
salah penggunaan.
Jenis Obat dan Alat Kesehatan yang Perlu Tersedia
Jenis
persediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga sangat tergantung pada
kejadian yang sering dialami di rumah tangga, misalnya demam, anak kejang
(stuip), dan perlukaan. Obat dan alat kesehatan yang disediakan harus berkaitan
dengan hal tersebut. Secara umum berdasar angka kejadian obat dan alat
kesehatan yang perlu disediakan adalah obat batuk ( anak dan dewasa ): Obat
Batuk Hitam (OBH), Obat Batuk Putih (OBP), tablet antibatuk; obat sakit
perut/diare: oralit, carbon adsorbent (norit®), tablet maag; obat pengurang
rasa nyeri/demam: parasetamol sirup dan tablet, aspirin tablet (khusus dewasa);
obat untuk alergi: ctm, dan salep antihistamin; obat anti mabuk (khusus bagi
yang sering bepergian); obat yang digunakan secara topikal (dioleskan pada
kulit): cairan antiseptik (mercurochrom, povidon iodine), salep/krim anti
histamin, salep/krim pengurang rasa nyeri (kayu putih, minyak telon, balsern
dll.), dan tetes mata. Alat kesehatan yang diperlukan di rumah tangga antara
lain adalah kasa pembalut, pembalut elastis, kasa steril, plester biasa maupun
yang sudah ada anti infeksinya, pembalut segitiga (mitela), peniti, pinset,
termometer, dan gelas pencuci mata.
Jumlah yang Harus Tersedia
Jumlah obat
dan alat kesehatan yang harus tersedia sangat tergantung pada situasi. Besar
kecil lemari obat tergantung dari jauh tidaknya rumah dengan fasilitas
kesehatan, kemudahan mencapainya, serta kejadian di rumah tangga. Kecelakaan
yang sering terjadi di rumah tangga dan kesulitan mencapai fasilitas kesehatan
menyebabkan ketersediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga harus lengkap
jenis dan jumlahnya.
Tempat Mendapatkan Obat dan Alat Kesehatan
Pengadaan
obat tidak menjadi persoalan sebab banyak toko obat/apotik yang menyediakan
obat dan alat kesehatan. Usahakan membeli pada toko obat yang telah mendapat
izin resmi dari departemen kesehatan (ada asisten apoteker), perhatikan
kemasannya, dan mintalah petunjuk penggunaan.
Cara Penyimpanan Obat dan Alat Kesehatan
Kotak/lemari
obat ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau, namun tidak mudah dijangkau
oleh anak-anak. Jangan ditempatkan di daerah yang terkena cahaya matahari
langsung, hindari penempatan pada tempat yang lembab dan basah. Bahan
kotak/lemari obat dapat bermacam-macam, dapat terpisah sendiri (yang ideal),
dapat bersama dengan barang lain, namun harus jelas pemisahannya. Setiap obat
yang disimpan harus diberi etiket/label yang jelas, nama obat, cara penggunaan,
dan tanggal dibeli. Bedakan label penggunaan obat luar dan obat dalam (yang
diminum). Penyimpanan yang baik dapat mencegah salah penggunaan dan mencegah
kerusakan obat. Agar penyimpanan tetap baik perlu dikontrol dan dibersihkan
secara periodik.
Obat Rusak
Penyimpanan
yang baik dapat mencegah kerusakan. Obat cepat menjadi rusak bila terpapar
sinar matahari, kelembaban udara, dan udara yang sangat kering. Ciri obat rusak
antara lain adanya perubahan warna, bentuk ( pecah, tumbuh kristal, lembab);
bila berupa sirup/campuran saat dikocok tidak tercampur, sudah lewat batas
kadaluwarsa. Dalam kondisi tersebut obat harus dibuang dan jangan digunakan.
Perlu diperhatikan pembuangan obat sebaiknya memperhatikan lingkungan,
sebaiknya dihancurkan terlebih dahulu.
Cara Penggunaan
Obat dapat
merugikan jika digunakan secara tidak tepat. Untuk menggunakan obat secara aman
ketahui aturan pakainya, dosis yang harus diminum dan frekuensi minum dalam
sehari (24 jam), lama minum obat. Untuk pengobatan sendiri atau self-medication
dibatasi tidak lebih dari 2 X 24 jam jika gejala tidak berkurang segera ke
dokter. Jenis obat yang harus diminum sesudah makan jika obat tersebut
merangsang lambung sehingga timbul rasa pedih. Hal ini terutama karena obat
yang diminum bersifat asam. Dalam kondisi semacam ini memang dianjurkan meminum
obat 1-2 jam sesudah makan. Obat seperti vitamin dan obat yang mengandung enzim
pencernaan, sebaiknya diminum bersama makan. Obat -obat resep dokter bila tidak
ada informasinya tanyakan pada dokter yang memberi resep atau pada apoteker
yang memberikan obat. Dengan cara demikian penjelasan yang lengkap tentang cara
menggunakan obat yang benar dan rasional didapatkan. Jika timbul gejala yang
asing setelah minum obat seperti gatal, buyer, lemes, mual-muntah, ataupun
diare, segeralah ke dokter/rumah sakit. Hal tersebut disebabkan timbulnya efek
samping obat. Efek samping dapat terjadi pada setiap orang, berupa reaksi
alergi (gatal, biduren, diare, sesak nafas atau shock), karena efek obat
tersebut atau efek ikutan (ngantuk, mual, lemes). Alergi tidak dapat diduga
sebelumnya, sedangkan efek ikutan obat dapat diduga sebelumnya.
PENUTUP.
Beberapa hal
yang perlu ditekankan antara lain, perlu disediakan tempat khusus/kotak/lemari
untuk menyimpan obat dirumah tangga. Obat perlu dikelola dengan baik dan
teratur oleh ibu rumah tangga. Pengelola obat rumah tangga mengetahui dan
menguasai cara penggunaan obat yang baik dan rasional dirumah tangga. Dengan
demikian peran ibu rumah tangga sangat besar dalam pengobatan yang baik dan
rasional di rumah tangga.
Daftar
Pustaka
- Darwis, A., dkk. Buku Pedoman Pertolongan Pertama. Jakarta: Kantor Pusat PMI; 2001.
- Dwipahasto, I; Suryawati, S; Santo, S; Pemakaian dan Pengelolaan Obat di Rumah Tangga. Yogyakarta: Lab. Farmakologi Klinik Fak Kedokteran UGM;1988.
- Shryock, H., Modern Medical Guide. Bandung: Indonesian Publishing House; 1982.
- Smerdon, G, P3K untuk Orang Tua. Jakarta: Arcan;1994.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar